banner

Rabu, 20 Maret 2013

Penawaran dan Permintaan





Teori penawaran dan permintaan dalam ilmu ekonomi, adalah penggambarkan atas hubungan-hubungan di pasar, antara para calon pembeli dan penjual dari suatu barang. Model penawaran dan permintaan digunakan untuk menentukan harga dan kuantitas yang terjual di pasar. Model ini sangat penting untuk melakukan analisis ekonomi mikro terhadap perilaku serta interaksi para pembeli dan penjual. Ia juga digunakan sebagai titik tolak bagi berbagai model dan teori ekonomi lainnya. Model ini memperkirakan bahwa dalam suatu pasar yang kompetitif, harga akan berfungsi sebagai penyeimbang antara kuantitas yang diminta oleh konsumen dan kuantitas yang ditawarkan oleh produsen, sehingga terciptalah keseimbangan ekonomi antara harga dan kuantitas. Model ini mengakomodasi kemungkinan adanya faktor-faktor yang dapat mengubah keseimbangan, yang kemudian akan ditampilkan dalam bentuk terjadinya pergeseran dari permintaan atau penawaran.
·         Pengertian penawaran.
Penawaran adalah jumlah barang atau jasa yang tersedia dan dapat dijual oleh penjual pada berbagai tingkat harga, dan pada waktu tertentu. Beberapa faktor yang mempengaruhi penawaran:
1.      Harga barang itu sendiri.
2.      Harga sumber produksi.
3.      Tingkat produksi.
4.      Ekspektasi/perkiraan.
·         Pengertian permintaan
Permintaan adalah jumlah barang atau jasa yang ingin dan mampu dibeli oleh konsumen, pada berbagai tingkat harga, dan pada waktu tertentu. Beberapa faktor yang mempengaruhi permintaan :
1.      Harga barang itu sendiri.
2.      Harga barang lain yang berkaitan.
3.      Tingkat pendapatan.
4.      Selera konsumen.
5.      Ekspektasi/perkiraan.
·         Penentuan Harga Keseimbangan
Masalah harga berhubungan dengan barang ekonomis, sebab barang ekonomis adanya langkah dan berguna dan untuk memperolehnya diperlukan pengorbanan uang dengan bantuan harga. Harga adalah perwujudan nilai tukar atas suatu barang/jasa yang dinyatakan uang. Oleh karena itu, harga merupakan nilai tukar obyektif atas barang/jasa dan nilai tukar obyektif itu sendiri adalah harga pasar atau harga keseimbangan. Harga pasar tidak terbentuk secara otomatis akan tetapi melalui suatu proses mekanisme pasar yakni tarik menarik antara kekuatan pembeli dengan permintaannya dan kekuatan penjual dengan penawarannya.
Berdasarkan pengertian tersebut maka harga keseimbangan dapat diartikan harga yang terbentuk pada titik pertemuan kurva permintaan dan kurva penawaran. Terbentuknya harga dan kuantitas keseimbangan di pasar merupakan hasil kesepakatan antara pembeli (konsumen) dan penjual (produsen) di mana kuantitas yang diminta dan yang ditawarkan sama besarnya. Jika keseimbangan ini telah tercapai, biasanya titik keseimbangan ini akan bertahan lama dan menjadi patokan pihak pembeli dan pihak penjual dalam menentukan harga. Atau dapat dilihat dalam kurva berikut ini :

Pada kurva diatas bahwa tercapai titik pertemuan/ekuilibrium (kesepakatan harga) antara garis Penawaran (Supply) dan garis permintaan (Demand).
·         Pergeseran Harga Keseimbangan
1)  Pergeseran harga keseimbangan saat terjadi perubahan permintaan
Ketika terjadi perubahan (naik atau turun) permintaan, maka akan tercapai kesepakatan harga baru. Seperti terlihat pada kurva berikut :

Sebagai contoh, D adalah permintaan yang saat ini sedang terjadi, dan D’ adalah perkiraan permintaan yang terjadi di masa depan. Dari kurva tersebut terlihat bahwa tingginya tingkat permintaan akan berpengaruh pada naiknya harga.
2) Pergeseran harga keseimbangan saat terjadi perubahan penawaran
Ketika terjadi perubahan (naik atau turun) penawaran, maka akan tercapai kesepakatan harga baru. Seperti terlihat pada kurva berikut :

Sebagai contoh, S adalah penawaran yang saat ini sedang terjadi dan S’ adalah perkiraan penawaran yang terjadi di masa depan. Dari kurva tersebut terlihat bahwa rendahnya tingkat penawaran akan berpengaruh pada turunnya harga.
·         Contoh Kasus Penentuan Harga Permintaan dan Penawaran.
Pada akhir-akhir ini harga bawang di Indonesia melonjak naik di atas harga normalnya Rp. 25.000,-/kg melambung hingga menggapai Rp. 100.000,-/kg. Suatu hal yang tidak masuk akal karena harga bawang yang notabene termasuk dalam kategori bumbu masakan malah lebih mahal dari harga daging atau sayuran lainnya. Hal ini disebabkan karena jumlah barang yang sedikit sedangkan permintaan masyarakat sangat banyak. Sehingga bawang di pasaran menjadi langka dan harga melambung naik seperti pada teori permintaan dan penawaran yand digambarkan pada kurva di atas.
Karena harga bawang yang sangat mahal, maka konsumen seperti para ibu rumah tangga pastinya akan melakukan penawaran pada sang produsen atau dalam kasus kali ini adalah penjual bawang di pasar. Dengan begitu akan terjadi penentuan harga permintaan dan penawaran sampai kedua belah pihak mendapatkan kesepakatan.

·         Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen adalah proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan. Perilaku konsumen merupakan hal-hal yang mendasari konsumen untuk membuat keputusan pembelian. Untuk barang berharga jual rendah (low-involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan dengan mudah, sedangkan untuk barang berharga jual tinggi (high-involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan dengan pertimbangan yang matang.
Pemahaman akan perilaku konsumen dapat diaplikasikan dalam beberapa hal, yang pertama adalah untuk merancang sebuah strategi pemasaran yang baik, misalnya menentukan kapan saat yang tepat perusahaan memberikan diskon untuk menarik pembeli. Kedua, perilaku konsumen dapat membantu pembuat keputusan membuat kebijakan publik. Misalnya dengan mengetahui bahwa konsumen akan banyak menggunakan transportasi saat lebaran, pembuat keputusan dapat merencanakan harga tiket transportasi di hari raya tersebut. Aplikasi ke tiga adalah dalam hal pemasaran sosial (social marketing), yaitu penyebaran ide di antara konsumen. Dengan memahami sikap konsumen dalam menghadapi sesuatu, seseorang dapat menyebarkan ide dengan lebih cepat dan efektif.Dan juga dapat memberikan gambaran kepada para pemasar dalam pembuatan produk,pnyesuaian harga produk,mutu produk,kemasan dan sebagainya agar dalam penjualan produknya tidak menimbulkan kekecewaan pada pemasar tersebut.
·         Proses pengambilan keputusan pembelian
Sebelum dan sesudah melakukan pembelian, seorang konsumen akan melakukan sejumlah proses yang mendasari pengambilan keputusan, yakni:
1.      Pengenalan masalah (problem recognition).
Konsumen akan membeli suatu produk sebagai solusi atas permasalahan yang dihadapinya. Tanpa adanya pengenalan masalah yang muncul, konsumen tidak dapat menentukan produk yang akan dibeli.
2.      Pencarian informasi (information source).
Setelah memahami masalah yang ada, konsumen akan termotivasi untuk mencari informasi untuk menyelesaikan permasalahan yang ada melalui pencarian informasi. Proses pencarian informasi dapat berasal dari dalam memori (internal) dan berdasarkan pengalaman orang lain (eksternal).
3.      Mengevaluasi alternatif (alternative evaluation).
Setelah konsumen mendapat berbagai macam informasi, konsumen akan mengevaluasi alternatif yang ada untuk mengatasi permasalahan yang dihadapinya.
4.      Keputusan pembelian (purchase decision).
Setelah konsumen mengevaluasi beberapa alternatif strategis yang ada, konsumen akan membuat keputusan pembelian. Terkadang waktu yang dibutuhkan antara membuat keputusan pembelian dengan menciptakan pembelian yang aktual tidak sama dikarenakan adanya hal-hal lain yang perlu dipertimbangkan.
5.      Evaluasi pasca-pembelian (post-purchase evaluation).
Merupakan proses evaluasi yang dilakukan konsumen tidak hanya berakhir pada tahap pembuatan keputusan pembelian. Setelah membeli produk tersebut, konsumen akan melakukan evaluasi apakah produk tersebut sesuai dengan harapannya. Dalam hal ini, terjadi kepuasan dan ketidakpuasan konsumen. Konsumen akan puas jika produk tersebut sesuai dengan harapannya dan selanjutnya akan meningkatkan permintaan akan merek produk tersebut pada masa depan. Sebaliknya, konsumen akan merasa tidak puas jika produk tersebut tidak sesuai dengan harapannya dan hal ini akan menurunkan permintaan konsumen pada masa depan.
·         Faktor-faktor yang memengaruhi
Terdapat lima faktor internal yang relevan terhadap proses pembuatan keputusan pembelian:
1.      Motivasi (motivation) merupakan suatu dorongan yang ada dalam diri manusia untuk mencapai tujuan tertentu.
2.      Persepsi (perception) merupakan hasil pemaknaan seseorang terhadap stimulus atau kejadian yang diterimanya berdasarkan informasi dan pengalamannya terhadap rangsangan tersebut.
3.      Pembentukan sikap (attitude formation) merupakan penilaian yang ada dalam diri seseorang yang mencerminkan sikap suka/tidak suka seseorang akan suatu hal.
4.      Integrasi (integration) merupakan kesatuan antara sikap dan tindakan. Integrasi merupakan respon atas sikap yang diambil. Perasaan suka akan mendorong seseorang untuk membeli dan perasaan tidak suka akan membulatkan tekad seseorang untuk tidak membeli produk tersebut.
 ·         Contoh Perilaku Konsumen.




            Pada gambar di atas terlihat seorang bapak-bapak mencium durian yang hendak ia beli. Perilaku tersebut termasuk dalam perilaku konsumen dalam hal pemilihan barang yang ingin dibeli. Dalam hal ini termasuk di golongan barang berharga jual rendah (low-involvement) maka proses pengambilan keputusan dilakukan dengan mudah, tidak sesulit apabila ingin membeli sesuatu yang berharga mahal. Keputusan pembelian (purchase decision) yang membuat konsumen akan mengevaluasi beberapa alternatif strategis yang ada, misalkan penawaran harga barang. Dan juga karena faktor Integrasi (integration) atau perasaan suka konsumen yang akan mendorong seseorang untuk membeli atau tidak membeli barang tersebut

·         Perilaku Produsen.
Produsen dan Fungsi Produksi
Produksi adalah usaha menciptakan dan meningkatkan kegunaan suatu barang untuk memenuhi kebutuhan. Dan orang yang menghasilkan barang atau jasa untuk dijual atau dipasarkan disebut produsen. Untuk dapat melakukan kegiatan produksi, seorang produsen membutuhkan  faktor – faktor produksi. Terdapat dua macam faktor produksi yaitu faktor produksi asli dan faktor produksi turunan.
1. Faktor produksi asli
Yang termasuk faktor produksi asli antara lain sebagai berikut :
a.      Alam. Contohnya : tanah, air, udara, sinar matahari, tumbuh – tumbuhan, hewan, barang tambang.
b.      Tenaga kerja. Tanpa adanya tenaga kerja, sumber daya alam yang tersedia tidak akan dapat dirubah atau diolah menjadi barang hasil produksi.
2. Faktor produksi turunan
Yang termasuk faktor produksi turunan adalah modal dan keahlian.
·         Fungsi Produksi
Fungsi produksi merupakan interaksi antara masukan (input) dengan keluaran (output). Misalkan kita memproduksi jeans. Dalam fungsi produksi, jeans itu bisa diproduksi dengan berbagai macam cara. Kalau salah satu komposisinya diubah begitu saja, maka hasilnya juga akan berubah. Namun, output dapat tetap sama bila perubahan satu komposisi diganti dengan komposisi yang lain. Misalnya penurunan jumlah mesin diganti dengan penambahan tenaga kerja. Secara matematis, fungsi produksi dapat ditulis sebagai berikut:
Q = f(L, R, C, T)
Dimana :
Q         = jumlah barang yang dihasilkan (quantity)
F          = symbol persamaan (function)
L          = tenaga kerja (labour)
R         = kekayaan alam (resources)
C         = modal (capital)
T         = teknologi (technology)
Perilaku Produsen
Sebuah usaha produksi baru bisa bekerja dengan baik bila dijalankan oleh produsen atau yang sering kita sebut pengusaha. Pengusaha adalah orang yang mencari peluang yang menguntungkan dan mengambil risiko seperlunya untuk merencanakan dan mengelola suatu bisnis.
Pengusaha berbeda dengan pemilik bisnis kecil ataupun manajer. Bila hanya memiliki sebuah usaha dan hanya berusaha mencari keuntungan, maka orang itu barulah sebatas pemilik bisnis. Bila orang itu hanya mengatur karyawan dan menggunakan sumber daya perusahaan untuk usaha, maka orang itu disebut sebagai manajer. Pengusaha lebih dari keduanya. Pengusaha berusaha mendirikan perusahaan yang menguntungkan, mencari dan mengelola sumber daya untuk memulai suatu bisnis.
Agar berhasil seorang pengusaha harus mampu melakukan 4 hal sebagai berikut :
1.      Perencanaan. Perencanaan antara lain terkait dengan penyusunan strategi, rencana bisnis, serta visi perusahaan. Ia harus tau apa yang ingin ia capai dan bagaimana cara mencapai tujuan tersebut.
2.      Pengorganisasian. Semua sumber daya yang ada harus bisa ia kelola untuk mencapai tujuan perusahaannya, baik sumber daya, modal, maupun manusia.
3.      Pengarahan. Agar rencana bisa terwujud, pengusaha wajib mengarahkan dan membimbing anak buahnya.
4.      Pengendalian. Kemampuan ini ada hubungannya dengan bagaimana hasil pelaksanaan kerja tersebut. Apakah sesuai dengan rencana atau justru sebaliknya.
Produksi Optimal
Produksi optimal dikaitkan dengan penggunaan factor produksi untuk memproduksi output tertentu, posisi optimal ini dicapai dimana tidak dimungkinkan untuk meningkatkan output tanpa mengurangi produksi output yang lain.
Tingkat Produksi Optimal
Tingkat produksi optimal atau Economic Production Quantitiy (EPQ) adalah sejumlah produksi tertentu yang dihasilkan dengan meminimumkan total biaya persediaan (Yamit, 2002). Metode EPQ dapatdicapai apabila besarnya biaya persiapan (set up cost) dan biaya penyimpanan (carrying cost) yang dikeluarkan jumlahnya minimum. Artinya, tingkat produksi optimal akan memberikan total biaya persediaan atau total inventori cost (TIC) minimum.
Metode EPQ mempertimbangkan tingkat persediaan barang jadi dan permintaan produk jadi. Metode ini juga mempertimbangkan jumlah persiapan produksi yang berpengaruh terhadap biaya persiapan. Metode EPQ menggunakan asumsi sbb :
1.            Barang yang diproduksi mempunyai tingkat produksi yang lebih besar dari tingkat permintaan.
2.            Selama produksi dilakukan, tingkat pemenuhan persediaan adalah sama dengan tingkat produksi dikurangi tingkat permintaan.
3.            Selama berproduksi, besarnya tingkat persediaan kurang dari Q (EPQ) karena penggunaan selama pemenuhan.
Penentuan Volume Produksi yang Optimal
Menurut Riyanto (2001), penentuan jumlah produk optimal hanya memperhatikan biaya variable saja. Biaya variable dalam persediaan pada prinsipnya dapat digolongkan sebagai berikut:
1.      Biaya-biaya yang berubah-ubah sesuai dengan frekuensi jumlah persiapan proses produksi yang disebut biaya persiapan produksi (set-up cost).
2.      Biaya-biaya yang berubah-ubah sesuai dengan besarnya persediaan rata-rata yang disebut biaya penyimpanan (holding cost).
Biaya penyimpanan terdiri atas biaya yang-biaya yang bervariasi secara langsung dengan kuantitas persediaan. Biaya penyimpanan per periode akan semakin besar apabila rata-rata persediaan semakin tinggi.Biaya yang termasuk sebagai biaya penyimpanan diantaranya :
1.      Biaya fasilitas-fasilitas penyimpanan (termasuk penerangan, pemanas atau pendingin)
2.      Biaya modal (opportunity cost of capital)
3.      Biaya keusangan
4.      Biaya perhitungan fisik dan konsiliasi laporan
5.      Biaya asuransi persediaan
6.      Biaya pajak persediaan
7.      Biaya pencurian, pengrusakan atau perampokan
8.      Biaya penanganan persediaan, dan sebagainya.
·         Contoh perilaku produsen.
Produsen adalah orang yang melakukan kegiatan produksi atau menghasilkan suatu barang. Produsen merubah sumber daya alam menjadi barang pelengkap kebutuhan hidup manusia. Dan juga mengatur sumber daya manusia dalam proses produksi tersebut dengan keahliannya. Dengan begitu produsen harus pintar dalam menentukan selera pasar masyarakat.
Contoh perilaku produsen misalnya melakukan survey ke masyarakat tentang barang-barang yang sering digunakan. Atau melakukan sebuah riset tentang barang apa yang paling di cari untuk membuka peluang usaha dan meraih keuntungan yang besar. Maka dari itu produsen harus cerdas dalam menentukan langkah-langkah bisnisnya. Produsen atau pengusaha biasanya akan memiliki trik khusus dalam mengembangkan usahanya. Apabila dirasa biaya menggaji karyawan lebih mahal daripada menambahkan mesin produksi. Maka langkah yang digunakan adalah membeli mesin produksi meskipun awalnya mahal.

·         Gaya Kepemimpinan.
Kepemimpinan atau leadership merupakan ilmu terapan dari ilmu-ilmu sosial, sebab prinsip-prinsip dan rumusannya diharapkan dapat mendatangkan manfaat bagi kesejahteraan manusia. Ada banyak pengertian yang dikemukakan oleh para pakar menurut sudut pandang masing-masing, definisi-definisi tersebut menunjukkan adanya beberapa kesamaan. Berikut ini menurut para ahli:
1.      Tead; Terry; Hoyt (dalam Kartono, 2003)
Pengertian Kepemimpinan yaitu kegiatan atau seni mempengaruhi orang lain agar mau bekerjasama yang didasarkan pada kemampuan orang tersebut untuk membimbing orang lain dalam mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan kelompok.
2.      Menurut Young (dalam Kartono, 2003)
Pengertian Kepemimpinan yaitu bentuk dominasi yang didasari atas kemampuan pribadi yang sanggup mendorong atau mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu yang berdasarkan penerimaan oleh kelompoknya, dan memiliki keahlian khusus yang tepat bagi situasi yang khusus.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan merupakan kemampuan mempengaruhi orang lain, bawahan atau kelompok, kemampuan mengarahkan tingkah laku bawahan atau kelompok, memiliki kemampuan atau keahlian khusus dalam bidang yang diinginkan oleh kelompoknya, untuk mencapai tujuan organisasi atau kelompok
Macam-Macam Gaya Kepemimpinan
1.      Gaya Kepemimpinan Otoriter / Authoritarian
Adalah gaya pemimpin yang memusatkan segala keputusan dan kebijakan yang diambil dari dirinya sendiri secara penuh. Segala pembagian tugas dan tanggung jawab dipegang oleh si pemimpin yang otoriter tersebut, sedangkan para bawahan hanya melaksanakan tugas yang telah diberikan.
2.      Gaya Kepemimpinan Demokratis / Democratic
Gaya kepemimpinan demokratis adalah gaya pemimpin yang memberikan wewenang secara luas kepada para bawahan. Setiap ada permasalahan selalu mengikutsertakan bawahan sebagai suatu tim yang utuh. Dalam gaya kepemimpinan demokratis pemimpin memberikan banyak informasi tentang tugas serta tanggung jawab para bawahannya.
3.      Gaya Kepemimpinan Bebas / Laissez Faire
Pemimpin jenis ini hanya terlibat dalam kuantitas yang kecil di mana para bawahannya yang secara aktif menentukan tujuan dan penyelesaian masalah yang dihadapi.
Kepemimpinan adalah Kombinasi Bakat dan Ketrampilan, dan secara umum Anda dapat mempelajari Gaya Kepemimpinan dan sifat-sifatnya.  Kepemimpinan adalah proses belajar tiada henti dalam Pengembangan Diri dan Pribadi Anda.  Ada banyak gaya kepemimpinan disekitar Anda,  Cara Kepemimpinan dan Definisinya. Gayle Lantz, presiden WorkMatters, Inc, sebuah perusahaan konsultan sumber daya manusia di Birmingham, Alabama, menggunakan Matriks DISC yang sangat populer sebagai bagian cara mengidentifikasi Gaya Kepemimpinan.
DISC, singkatan dari Dominance (Dominasi), Influencing (Mempengaruhi), Steadiness (Ketenangan), dan Compliance (Kepatuhan), menggunakan serangkaian pertanyaan masing-masing untuk empat jawaban sesuai Kategori DISC. Responden menunjukkan gaya yang paling menonjol dari mereka sendiri. Lantz mengatakan ia biasanya melihat empat gaya inti kepemimpinan muncul dari penilaian tersebut. Setiap Individu sering cenderung memiliki kombinasi gaya, masing-masing dengan Kekuatan dan Kelemahan sendiri.
Untuk mendapatkan hasil terbaik pada Tim Pendukung Anda, sangat penting untuk memiliki keseimbangan gaya yang berbeda dan menghargai gaya lain. Carilah gaya Anda sendiri dalam empat jenis Tipe Kepemimpinan.
1.      Conduktor (Pengarah).
Adalah contoh bentuk Kepemimpinan Langsung, dengan tingkat urgensi yang stabil dan fokus pada hasil. Konduktor selalu ingin menang, dan sering membuat keputusan yang cepat untuk mendapatkan keunggulan kompetitif. Gaya Tegas dan Keras kepemimpinan ini mendorong perubahan, Menghargai ide-ide baru, dan Tidak Takut konfrontasi. Akibatnya, seorang dengan Gaya Konduktor cenderung untuk menyelesaikan sesuatu.
Perhatian: Bahwa seorang Konduktor dapat dicirikan sebagai orang yang Sulit atau Egois. Ketidaksabaran dan Keinginan untuk bergerak maju dengan cepat dapat menyebabkan keputusan Impulsif atau Kesalahan. Lantz memperingatkan konduktor untuk mengambil napas, dan tidak mengharapkan orang lain untuk selalu bekerja pada kecepatan yang sama.
2.      Influencer (Pengaruh).
Jika Anda memiliki Rasa Optimis, Motivatif, Orientasi Komunikasi dalam tim Anda, kemungkinan Anda telah menemukan Gaya Influencer. Para pemimpin tipe ini biasanya Antusias dan Selaras dengan orang lain di sekitar mereka. Mereka suka Membantu dan Memotivasi orang lain dan Kemampuan Alami untuk melakukannya.
Catatan: Seorang Influencer mungkin terlalu Bertele-tele dan Kesulitan untuk tetap Fokus. Juga tidak Teratur dan mudah dipimpin oleh orang lain. Menurut Lantz, seorang influencer harus berhati-hati untuk tidak membiarkan hubungan mereka dan ketakutan membuat keputusan yang baik.
3.      Supporter (Pendukung).
Mantap dan Tak Terusik, gaya seorang pendukung cenderung bagai lem yang mengikat tim mereka bersama-sama. Sulit untuk membuat mereka kehilangan kesabaran mereka dan mereka cenderung sangat loyal kepada orang di sekitar mereka. Mereka sabar, dapat diandalkan dan menciptakan rasa tenang dan stabilitas.
Hati-hati: Mereka dapat terperosok dalam keragu-raguan dan ketidakpuasan karena Sikap dan Sifat yang sama dalam Tim. Karena mereka tidak menyukai konfrontasi, mereka dapat menghindari situasi di mana itu tak terelakkan.
4.      Analyzer (Penganalisa).
Seorang yang Cerdas (Smart) dan Analitis dengan kecenderungan untuk mengikuti aturan, seorang Penganalisa adalah pemimpin yang detail dan mengajukan pertanyaan komprehensif dan selalu memastikan Kualitas dan Akurasi. Langkah mereka biasanya lebih lambat dibandingkan jenis pemimpin lain, tetapi pekerjaan akan dilakukan dengan benar sejak pertama kalinya.
Hati-hati: Seorang Pemimpin Analyzer dapat menderita “Kelumpuhan Analisis,” membiarkan Perfeksionisme dan menghambat pengambilan keputusan yang efektif. Mereka mungkin takut akan kesalahan atau kritik terhadap pekerjaan mereka, sehingga mereka ingin memastikan bahwa mereka memiliki semua informasi sebelum bergerak maju dan memutuskan. Mereka dapat dianggap sebagai mengelola hal remeh atau rewel, dan harus disadarkan ketika intervensi berlebihan dibanding mengambil tindakan atau keputusan.
Kekuatan dan Kelemahan Kepemimpinan Anda adalah Bentuk Sejati Anda dalam Kepemimpinan, kedua hal ini perlu disikapi dengan Bijaksana agar Proses Belajar Anda berlangsung Konsisten.  Proses Belajar akan terjadi terus menerus selama adanya Perubahan Lingkungan dan tidak ada yang salah dengan Tipe Kepemimpinan Anda berdasarkan Kategori D-I-S-C.
·         Contoh gaya kepemimpinan.
Apabila saya terpilih sebagai pemimpin. Saya lebih suka gaya kepempinan Analyzer (Penganalisa) karena apa yang akan saya ambil atau putuskan adalah hasil buah pikir saya matang-matang sebelumnya sehingga keputusan yang diambil tidak tergesa-gesa dan benar-benar tepat sasaran. Seperti kata pepatah jawa “Alon-alon asal kelakon”, menurut saya pepatah ini bukan bermaksud agar dapat bermalas-malasan tapi makna sebenarnya adalah agar sesuatu yang ingin diputuskan harus dengan cermat meskipun memakan waktunya yang lebih lama namun dapat meminimalisir kesalahan.
Saya juga akan menerapkan model kepemimpinan demokratis karena akan membuat tim semakin kompak dan tidak menciptakan kesenjangan antara pemimpin dan bawahan yang dipimpin. Setiap ada permasalahan turut mengikutsertakan bawahan sebagai rekan kerja atau partner sehingga kerja menjadi lebih mudah dan bisa terselesaikan secara efektif dan efisien.

Sumber: