banner

Selasa, 25 Oktober 2011

Penduduk Masyarakat Dan Kebudayaan

Pertumbuhan Penduduk

Pertumbuhan penduduk merupakan salah satu faktor yang penting dalam masalah social ekonomi umumnya dan masalah penduduk khususnya. Misalkan dengan bertambah penduduk tidak dapat diimbangi dengan pertambahan fasilitas, maka akan mennimbulkan masalah-masalah, contohnya angka pengangguran akan bertambah tinggi, semakin meningkatnya angka kemiskinan, banyak anak usia sekolah yang tidak tertampung sehingga timbul sebuah kejahatan atau kriminalitas lain dalam hal tersebut.

Adapun perkembangan jumlah penduduk dunia sejak tahun 1830 sampai sekarang dan perkiraan sampai tahuun 2006 adalah sebagai berikut :

Perkembangan penduduk dunia tahun 1830 – 2006

Tahun

Jumlah penduduk

Perkembangan pertahun

1830

1 milyard

-

1930

2 milyard

1%

1960

3 milyard

1,7%

1975

4 milyard

2,2%

1987

5 milyard

2%

1996

6 milyard

2%

2006

7 milyard

2%

Sumber : Iskandar , Does Sampurno Masalah Pertambahan Penduduk di Indonesia

Jika dilihat dari table diatas pertumbuhan penduduk semakin cepat. Sebanding dengan penggandaan penduduk (double population) jangka waktunya pun makin singkat. Bertambah cepatnya penggandaan penduduk tersebut dapat dilihat pada table baerikut :

Penggandaan penduduk

Tahun penggandaan

Perkiraan penduduk dunia

Waktu

800 SM

5 juta

-

1650 tahun

500 juta

1500

1830 tahun

1 milyard

180

1930 tahun

2 milyard

100

1975 tahun

4 milyard

45

Sumber : Ehrlich, Paul, R, et al, Human Ecology W.H. Freeman and Co San Fransisco.

Waktu penggandaan penduduk dunia selanjutnya diperkirakan 35 tahun. Penambahan / pertambahan penduduk di suatu daerah atau Negara pada dasarnya dipengaruhi oleh faktor-faktor demografi sebagai berikut :

  1. Kematian (Mortalitas)
  2. Kelahiran (Ferilitas)
  3. Migrasi

Di dalam pengukuran demografi ketiga faktor tersebut diukur dengan tingkat / rate. Tingkat / rate itulah yang menyatukan dalam bentuk perbandingan. Biasanya peerbandingan ini dinyatakan dalam tiap 100 penduduk.

1. Kematian

Ada beberapa tingkat kematian akan tetapi di sini hanya dijelaskan dua jenis tingkat kematian saja yakni:

a. Tingkat kematian kasar (Crude Death Rate / CDR)

Tingkat kematian kasar adalah banyaknya orang yang meninggal pada suatu tahun perjumlah penduduk pertengahan tahun tersebut. Secara dinyatakan tiap 1000 orang. Sehingga dapat dituliskan dengan rumus:

D = jumlah kematian

atau :

Pm = jumlah penduduk pertengahan tahun

K = Konstanta = 1000

Penduduk pertengahan tahun ini dapat dicari dengan rumus sebagai berikut :

  1. Pm =
  1. Pm = P1 +
  1. Pm = P2

Pm = jumlah penduduk pertengahan tahun

P1 = jumlah penduduk awal tahun

P2 = jumlah penduduk akhir tahun

b. Tingkat kematian khusus (Age Specific Death Rate)

Tingkat kematian ini disebabkan oleh bebrapa factor antara lain umur, jenis kelamin, pekerjaan. Karena perbedaan resiko kematian tersebut, maka digunakan tingkat lematian menurut umur (specific death rate). Dengan ini dapat menunjukan hasil yang lebih teliti, dan oleh karena itu dibuat rumus sebagai berikut :

D1 = kematian penduduk kelompok umur 1

Pm = jumlah penduduk pada pertengahan tahun kelompok umur 1

K =konstanta = 1000

2. Fertilisasi (kelahiran hidup)

Pengukuran fertilisasi tidak sederhana dalam pengukuran mortalitas, hal ini disebabkan adanya alas an sebagai berikut :

1) Sulit memperoleh data statistic lahir hidup karena banyak bayi yang meninggal beberapa saat setelah kelahiran

2) Wanita mempunyai kemungkinan melahirkan dari seorang anak (tetapi meninggal hanya sekali)

3) Mkin tua umur wanita tidaklah berarti, bahwa kemungkinan memiliki anak makin menurun

4) Didalam pengukuran fertilitas akan melibatkan satu orang saja

Ada dua istilah asing yang kedua-duanya diterjemahkan sebagai kesuburan.

Facubdity (kesuburan)

Facundity adalah lebihh diartikan sebagai kemampuan biologis wanita untuk mampunya anak.

Fertility (fertilitas)

Fertility adalh jumlah kelahiran hidup dari seorang wanita atau kelompok wanita. Tinggi rendahnya kelahiran dalam suatu penduduk erat hubungannya dan tergantung pada : struktur umur, penggunaan alat kontrasepsi, pengangguran, tingkat pendidikan, status pekerjaan wanita serta, pembangunan ekonomi. Tingkat kelahiran ini terbagi menjadi tiga macam.

Tingkat kelahiran kasar (Crude Rate Birth/CBR). Tingkat kelahiran kasar adalah jumlah kelaahiran hidup pada suatu daerah pada tahun tertentu tiap 1000 penduduk pada pertengahan tahun tersebut. Sehingga dapat dituliskan dengan rumus :

atau :

B = jumlah kelahiran hidup pada suatu dunia pada suatu tahun tertentu

Pm = jumlah penduduk pada pertengahan tahun

K = Konstanta = 1000

Angka kelahiran umum (General Fertility Rate/GFR). Angka kelahiran umum adalah angka yang menunjukan jumlah kelahiran per 1000 wanita usia produktif. Jadi untuk menghitung angka kelahiran ini diperlukan jumlah penduduk wanita usia produktif. Sehingga dapat dituliskan dengan rumus :

atau :

B = jumlah kelahiran hidup suatu daerah pada suatu tahun tertentu

Fm = jumlah penduduk wanita pada pertengahan tahun

K = konstanta = 1000

Tingkat kelahiran khusus (Age Specific Fertility Rate/ASFR). Tigkat kelahiran khusus menunjukkan banyaknya kelahiran menurut umur dari wanita yang berada dalam kelompok usia produktif. Ukuran ini lebih baik daripada ukuran diatas. Jadi kalau d tiliskan dengan rumus adalah sebagai berikut :

B1 = jumlah kelahiran dari wanita kelompok umur 1 tahun

Fm = jumlah penduduk wanita pada pertengahan tahun dalam kelompok umur 1

K = konstanta = 1000

3. Migrasi

Aspek dinamis kehidupan kelompok dalam ruang iaah ggerakan penduduk yang dinamai migrasi. Bila migrasi dikaitkan dengan unsure waktu di tempat yang baru misalnya 6 bulan. Sedangkan bagi mereka yang pernah pindah tempat tinggal kurang dari batas itu disebut melakukan mobilitas sirkuler.

Migrasi ini adalah merupakan akibat dari keadaan lingkungan alam yang kurang menguntungkan. Adapun langkah-langkah seorang imigran dalam menentukan keputusannya untuk pindah ke daerah lain terlebih dahulu ingin mengetahui lebih dahulu factor-faktor sebagai berikut :

- Persediaan sumber alam

- Lingkungan social budaya

- Potensi ekonomi

- Alat masa depan

Dengan mengetahui factor-faktor di muka setidaknya terhindar dari akibat negative. Disamping itu mereka juga memikirkan berbagai rintangan yang memungkinkan dihadapi se;ama proses migrasi.

Model kaitan mekanisme migrasi dari Lee.

0 + 0 – 0 + 0

0 – 0 – 0 + 0 -

0 – 0 + 0 – 0 -

- 0 + 0 + – 0 +

+ 0 – 0 – - + 0

0 – 0 -+ 0 – 0+

0 – - 0 + 0 – 0

0 – 0 -+ 0 – +

arah

sasaran

+ = Tracting (menarik)

0 = netral

= repulsing

= hambatan

Dengan adanya intervening obstacles (rintangan antara) maka timbul dua proses migrasi yaitu :

  1. Migrasi bertahap
  2. Migrasi langsung

Transit





Origin (asal)


Distrination (sasaran)

Migrasi bertahap

Migrasi langsung

1. Akibat migrasi

  1. Urbanisasi (migrasi dari desa kekota) walaupun urutannya sangat kecil, namun dapat mempengaruhi pola distribusi penduduk secara keseluruhan. Sebagai akibat penduduk yang rata-rata masih muda tersebut memungkinkan pertumbuhan penduduk semakin pesat di kota.
  2. Migrasi interregional di Indonesia kebanyakan dilaksanakan oleh mereka yang berumur produktif dan kreatifitas tinggi. DKI Jakarta sebagai akibat dari adanya migrasi ineregional pertumbuhannya menjadi sangat pesat.
  3. Migrasi antar Negara di Indonesia adalah sangat kecil dari hail sensus penduduk pada tahun 1971 samapai dengan 1980 migrasi masuk hanya ada 0,61% dan migrasi keluar hanya sebesar 0,57% pertahun. Dari sudut pandang sosiologi tidak ada perbedaan dasar antara migrasi nasional dengan internasional. Dalam kedua peristiwa tersebut terjadi proses yang sama mengenai pengambilan keputusan perubahan-milia dan penyesuaian social. Aspek sosiologis migrasi adalah adanya proses melepaskan diri dari suatu struktur social dan masuk kedalam struktur social atau pada kultur yang lain dengan problematika penyesuaian yang timbul dari padanya. Menurut Pallard komposisi pendudukditribusi statistic. Sedangkan menurut Josepx Y Spengler dan Otis Douley Duncan komposisi penduduk dapat diartikan sebagai gabungan frekuensi penyebaran cirri-ciri terukur atau variable-variabel lain dari anggota-anggotanya. Berdasarkan dari dua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa komposisi penduduk merupakan pengelompokkan daripada penduduk yang memiliki karakteristik tertentu. Komposisi menurut umur dan jenis kelamin mempunya peranan yang sangat penting hanya dapat mengetahui :
  • Pertumbuhan penduduk di suatu daerah termasuk cepat atau lambat
  • Rasio ketergantungan
  • Jumlah wanita dalam jumlah produktif
  • Jumlah tenaga kerja yang tersedia
  • Berdasarkan tempat tinggal
  • Berdasarkan piraaamida bentuk

Untuk mengetahui pertumbuhan penduduk serta daerah cepat atu lambat dapt juga dilihat dari bentuk piramida penduduk. Keadaan struktur penduduk yg berbeda akan menunjukan bentuk piramida yang berbeda pula.

Ada tiga jenis penduduk :

  1. Piramida penduduk muda

Piramida ini menggambarkan komposisi penduduk dalam pertumbuhan dan sedang berkembang

2. Piramida stasioner

Bentuk piramida ini menggambarkan penduduk yang tetap (statis) sebab tingkat kematian rendah dan tingkat kelahiran tidak begitu tinggi.

3. Piramida penduduk tua

Bentuk piramida ini menggambarkan adanya penurunan tingkat kelahiran yang sangat pesat dan tingkat kematian kecil sekali.

2. Rasio Ketergantungsn (Depedenncy of Ratio)

Dari komposisi penduduk menurut umur dipakai untuk menghitung rasio ketergantungan. Yang dimaksud rasio ketergantungan ialah angka yang menunjukan perbandingan jumlah penduduk dengan golongan umur. Batas golongan umur produktif kerja masing-masing daerah/Negara berbeda. Sehingga dengan demikian rasio ketergantungan dapat dirumuskan sebagai berikut :

Jadi semakin tinggi jumlah penduduk usia muda dan jompo makin besar rasio ketergantungan. Sebagai ukuran rasio ketergantungan adalah sebagai berikut :

DR < 62,33% (baik)

DR > 62,33% (kurang baik)

Penggolongan umur penduduk dalam kelompok produktif sangat berpengaruh dalam lapangan penghidupan produktivitas kerjanya dalam lapangan produksi.

Penggolongan menurut DW Sleumer

0 – 14 gol belom produktif

15 – 19 gol kurang produktif

20 – 54 gol produktif

55 – 64 gol tidak produktif

65 > gol inproduktif

Golongan menurut Sumbang

0 – 15 gol belum produktif

16 – 64 gol produktif

65 > gol kurang produktif

Golongan menurut Widjojo, Pullerd dan John Clark

0 – 14 gol belum produktif

15 – 64 gol produktif

65 > gol tidak produktif

C. Kebudayaan dan Kepribadian

a. Pertumbuhan dan perkembangan kebudayaan di Indonesia

Zaman batu samapai Zaman logam

Upaya menelusuri sejarah peradaban bangsa Indonesia, mulai dari zaman batu samapai zaman logam. Berdasarkan pendapat para ahli prehistoric, ternyata zaman batu itupun terbagi dalam :

  • Zaman batu tua (Paleolithikum)
  • Zaman batu muda (Nwolithikum)

Alat-alat batu pada zaman batu tua, baik bentuk ataupun peralatan masih kasar, misalnya kapak genggam.

Kapak genggam semacam itu kita kenal dari eropa, afrika asia tengah, tetapi kapak genggam tidak didapati orang di asi tenggara. Berdasarkan para ahli bangsa proto Austronesia [embawa kwbudayaan kapak batu besar mauoun kecil. Berasal dari cina selatan , menyebar kearah selatan, n kemudian menyebar ke Sumatra, jawa, Kalimantan barat, nusa tenggara sampai flores, dan Sulawesi.

Bersamaan dengan proses penyebaran kapak,ttersebarpula bahasa Proto Austronesia. Dengan itu bahasa aoustronesia sebagai bahasa induk di ASEAN, khususnya Indonesia, dikemudian hari munculah bahasa melayu dan kemudian menjadi bahasa Indonesia sebagi bahsa resmi.

Zamana batu muda (Neolithikum) membawa revolusi dalam kehidupan manusia. Sejalan dengan itu revolusi alat-alat keperluan kehhidupan terjadi. Manusia-manusia zaman batu mulai memiliki kepandaian mengecor/mencairkan logam. Oleh karena itu mereka membuat aneka ragam senjata berburu dan berperang.

Bangsa Proto Austronesia yg masuk semenanjung indoChina kw Indonesia itu membawa kebudayaan Dongson, yang diantaranya senjata tajam dan kapak dari perunggu.

b. Kebudayan Hindu, Budha, dan Islam

1. Kebudayaan Hindu Budha

Pada abad ke-3 dan ke-4 agama Hindu masuk ke Indonesia, khususnya kepulau jawa. Perpaduan dan akulturasi antara kebudayaan setempat dengan kebudayaan.

Hindu yang berasal dari india itu berlangsung luwes dan mantap, sekitar abad ke-5 ajaran Budha masuk ke Indonesia. Khususnya kepulau jawa. Budhaisme dikatajan lebih maju dibandingkan dengan Hinduisme.

Walaupun demikian kedua agama itu berkembang di Indonesia secara berdampingan secara damai. Diantara keduanya melahirkan karya-karya budaya yang bernilai tinggi dalam segi bangunan/arsitektur, seni pahat, seni ukir, maupun seni sastra, dan kebanyakan berkembang di pulau Jawa.

2. Kebudayaan Islam

Pada abad ke-15 dan ke-16 agama Islam tellah di kembangkan di Indonesia, oleh para pemuka-penuka Islam yang disebut wali Sanga, dan titik sentral penyebaranya berada di pulau jawa. Dan masuknya agama Islam ke pulau jawa berlangsung secara damai.

Pada abad ke-15 kerajaan maritim Majapahit mulai surut, berkembanglah Negara-negara pantai yang dapat merongsong kekuasaan dan kewibawaan Majapahit yang berpusat pemerintahan di pedalaman. Dalam proses pengenbangan Negara-negara tersebut yang dikendalikan oleh pedagang-pedagang kaya dan golongan bangsawan kota-kota pelabuhan, nampaknya telah terpengaruh dan menganut agama Islam.

Agama Islam berkembang pesat di Indonesia dan menjadi agama yang mendapat penganut terbesar d seluruh Indinesia, tak dapat dipungkiri lagi, bahwa kebudayaan Islam member saham yang besar bagi perkembangan kebudayaan dan kepribadian bangsa Indonesia.

c. Kebudayaan Barat

Unsure kebudayaan yang juga member warna terhadap corak lain dari kebudayaan da kepribadian bangsa Indonesia adalah kebudayaan barat. Awal kebudayaan barat masuk ke Negara Indonesia ketika penjajah masuk ke Indonesia, terutama bangsa Belanda. Mulai dari penguasaan dan kekuasaan perusahaan dagang, berlanjut dengan pemerintahan kolonialis belanda. Dalam kurun waktu itu juga, dikota-kota pusat pemerintahan beerkembang dua lapis social.

  1. Lapisan sosial yang terdiri dari kaum buruh
  2. Lapisan sosial kaum pegawai

Dalam lapisan sosial kedua inilah pendidikan barat mulai di berlakukan dI sekolah-sekolah, sehingga menjadi syarat utama mencapai kenaikan kelas.

Akhirnya msih disebut sebagai pengaruh budaya barat yang masuk kedalam Indonesia, ialah agama katholik dan agam Kristen Protestan. Penyebaran ini dilakukan di daerah-daerah yang belum pernah mengalami pengaruh agam Hindu, Budha atau Islam. Karena sudah menjadi watak kepribadian orang timur umunya, bahwa menerima setiap kebudayaan yang dating dari luar, kebudayaan yang dimilikinya tidaklah diabaikan. Tetapi disesuaikan kebudayaan yang baru dengan kebudayaan lama.

Sehubungan dengan itu, penjelasan UUD ’45 memberikan rumusan tentang kebudayaan memberikan rumusan tentang kebudayaan bangsa Indonesia adalah kebudayaan yang timbul sebagai buah usaha budi rakyat Indonesia seluruhnya, termasuk kebudayaan lama danasli yang terdapat sebagai puncak-puncak kebudayaan di daerah-daerah di seluruh Indonesia. Lebih lanjut, dalam penjelasan UUD ’45 itu juga ditunjukkan kea rah mana kebudayaan itu diarahkan, yaitu menuju kearah kemajuan adab budata dan persatuan, dengan tidakmenolak bahan-bahan baru kebudayaan asing yang dapat memperkembangkan atau memperkaya kebudayaab bangsa sendiri, serte mempertinggi derajat kemanusiaan bangsa Indonesia.

Namun itu belum sepenuhnya diterima merata sebagai pemilik nasional. Lebih jauh dikatakan bahwa kebudayaan modern sekarang yang berpangkal pada ilmu, ekonomi, dan kemajuan teknologi dengan cirri otonominya, juuga goncang, sehingga merendahkan martabat umat manusia.

Dalam keadaan rwan seperti ini sesungguhnya sangat manguntungkan bagi pembangunan kebudayaan Indonesia, yakni dengan Falsafah Pancasila. Pancasila sebagai rumusan kepercayan kepada realitas, sesungguhnya sejalan dengan rumusan humanism baru yang tumbuh menjasi hasrat umu zaman mutakhir.

Kebudayaan dan Kepribadian

Berbagai Antrophologi Budaya menunjukan bahwa terdapat korelasi di antara corak-corak kebudayaan dengan corak-corak kepribadian anggota-anggota masyarakat, secara garis besar. Kebudayaan suatu bangsa adalah cermin kepribadian bangsa yang bersangkutan.

Setiap masyarakat memiliki system nilai dan system kaidah sebagai konkretisasi, nilai dan kaidah berisikan harapan masyarakat, perihal perilaku yang pantas. Sebaliknya segala yang berbeda dari corak kebudayaan mereka dianggap rendah, aneh, kurang susila, bertentangan dengan kodrat alam, dsb.

Sebagai contoh di Indonesia pada umumnya, apabila seseorang hamil dan tidak memiliki suami, ia adalah profil seorang yang telah melanggaar adat/kebiasaan suatu keluarga, masyarakat dan bangsa pada umumnya. Sebab ia melanggar secara langsung atau tidak lingkungan masyarakat di mana ia berdomisili akan memberikan sanksi atas perbuatannya. Akan tetapi jika kasus ini terjadi di Negara barat umumnya mungkin dianggap biasa saja, karena tata budaya dan kepribadian yang sudah ada dan menjadi adat/kebiasaan dari daerah/bangsa masing-masing.

Sifat-sifat kepribadian yang berakar dari adat istiadat dan ajaran agama pada suatu kelompok masyarakat dapat dilakukan sebagai hokum adat. Di luar itu, cirri-ciri kepribadian suatu kelompok masyarakat/bangsa, juga tecermin dalam penampilan sikap hidup sehari-hari.

Namun tak hanya kesan negative yang timbul dari kebudayaan barat, adapula kesan positif yang dicerminkan para turis yang berkunjung ke Indonesia.

Ciri khas kepribadian suatu bnagsa dalam bentuk lain dapat sia amati dalam macam ragam karya budayanya. Seperti karya budaya/karya seni tari, seni pahat/seni ukir, sni sastra, seni bangunan, atau dalam bentuk ragam pakaian adat, berbagai ragam budaya dari ke bhinekaan suku-suku bangsanya.

Kepribadian bangsa Indonesia yang ramah tamah, suka menolong, memiliki sifat gotong royong adalah cirri umum dari sekian banyak kepribadian suku-suku bangsa yang berada di Republik Indonesia, dan terpatri dalam cirri khas kepribadian bangsa Indonesia.


Sumber:
Wikipedia

http://abiand.wordpress.com/tugas/1-penduduk-masyarakat-dan-kebudayaan/