Verse 1 :
Peduli sesama tengok di luar sana
Gali darma dengan derma pada sosok merana
Lemah tak berdaya bertahan hindari binasa
Pasrah berserah seraya berjalan akhiri masa
Mungkin bagimu mudah tersenyum atau tertawa lepas
Namun disana banyak jiwa yang bahkan sulit untuk bernafas
Terkulai lemas menahan sakit yang perih
Terurai lepas jalinan timbulkan jenjang kasih
Sudah selayaknya kita manusia saling membantu
Tunjukkan jalan keluar bagi yang temui jalan buntu
Gotong royong dan coba untuk saling memahami
Makin indah taman kala banyak bunga bersemi
Berbagi itu indah takkan habis kau punah
Pagi yang cerah tuk bangkitkan jiwa yang menyerah
Tak mudah mengalah pasrah dengan keadaan
Mungkin terasa berat karena baru permulaan
Chorus :
Saat dunia damai kebaikan bersemai
Alunan indah bagaikan deru ombak di pantai
Lelah terlepas beban terhempas
Tak ada lagi jiwa yang merasakan cemas
Verse 2 :
Tuhan ciptakan manusia dengan rasa cinta
Saat gelap mencekam jadikanlah pelita
Penerang penghalang pandang hati yang buta
Agar sang penguasa peduli rakyat jelata
Ketika raja telah mampu berlaku adil
Hingga tak ada lagi rakyat yang kedinginan menggigil
Hilang semua jenjang perang tak lagi datang
Terbentang kasih sayang sedih pun berganti senang
Indah dunia saat itu semua jadi realita
Nikmat terasa ucap syukur pada Sang Pencipta
Kala semua emosi dapat teratasi
Amarah kini tak lagi mendominasi
Tergambar garis senyuman di raut muka
Hapus memar luka beserta guratan duka
Hamba sahaya seolah sejajar dengan paduka
Retorika dari slogan Bhineka Tunggal Ika
Verse 3:
Bila kearifan telah terpegang oleh pemimpin
Hilang jenjang antara si kaya dan si miskin
Implementasi Pancasila bukan hanya fiksi
Argumentasi narasi deklarasi jadi dedikasi
Loyalitas tanpa batas tak keras namun tegas
Lekas berantas keangkuhan pun terlepas
Puas kala tak ada lagi yang menderita
Siluet hitam kehidupan hanya jadi cerita
Analogi memudar seiring runtuhnya tipologi
Persepsi manipulasi propaganda tiada lagi
Berakhir disambiguitas jelas tanpa ambigu
Tak ada lagi yang berjalan sembari mengangkat dagu
Setara semua tak perlu perantara
Diantara belantara kini ada lentera
Negeri impian yang dulu hanyalah miniatur
Kan terwujud bila ada pembenahan terstruktur
Tidak ada komentar:
Posting Komentar